Jumat, 26 April 2019

Metode yang digunakan untuk Menjaga Server Agar Performa nya Tetap Baik dan Stabil


Seperti yang sudah kita ketahui, sebuah jaringan komputer terdiri dari beberapa perangkat penting yang tersusun di dalamnya. Salah satunya adalah komputer server. Bahkan bisa dikatakan bahwa komputer server merupakan perangkat terpenting yang ada dalam sebuah jaringan komputer. Hal ini jelas karena komputer server memiliki fungsi yang luar biasa untuk mengatur seluruh aktivitas pada jaringan tersebut. Komputer server berkerja sangat aktif dalam menghubungkan seluruh perangkat yang ada di dalam jaringan, khususnya komputer klien. Komputer server dijadikan sebagai pusat pengendali dalam sebuah jaringan komputer. Mengapa begitu? Tentu karena komputer server merupakan sumber dari segala aktivitas yang bisa diakses oleh semua komputer klien. Dengan adanya komputer server, maka aktivitas yang bisa dilakukan oleh komputer lainnya pun akan berjalan dengan baik dan lancar. Maka dari itu, sangat diperlukan perawatan yang tepat untuk menjaga komputer server supaya bisa bertahan lama dan terhindar dari kerusakan serta sesuatu yang tidak diinginkan lainnya.
 
Ada tiga cara efektif yang bisa anda lakukan untuk merawat komputer server.

1. Rutin melakukan pembersihan seluruh bagian perangkat keras pada komputer server tersebut. Mengapa demikian? Karena komputer server biasanya berkerja non stop sehingga bisa dipastikan bahwa ada banyak debu yang menempel pada beberapa bagian perangkat komputer. Perangkat yang pasti mengalaminya yaitu power supply.
Kerja komputer server yang tidak ada hentinya membuat penumpukan debu di kipas power supply semakin tebal dan suatu saat nanti akan mengganggu kinerja komputer server jika tidak segera dibersihkan. Tumpukan debu tersebut akan menghambat pergerakan dari kipas dan kemudian suhu di dalamnya pun tidak terkendali. Bisa menyebabkan kerja komputer menjadi tidak stabil karena panasnya terlalu berlebih. Jadi sangat dianjurkan untuk membersihkan seluruh bagian perangkat komputer server secara rutin, minimal sebulan sekali.

2. Pengecekan perangkat lunak, ini juga tak kalah penting untuk dirawat. Karena perangkat keras tidak akan bisa berfungsi dengan baik tanpa adanya perangkat lunak. Sehingga cara merawat komputer server yang kedua adalah dengan rutin memperhatikan beberapa komponen tersebut. software pendukung dalam jaringan. Salah satu yang paling penting yaitu software antivirus. Caranya adalah dengan mengupdate secara berkala sesuai dengan software yang digunakan.

3. Dengan melakukan backup data dan defragment file minimal seminggu sekali. Hal ini ditujukan supaya komputer server semakin terawat dan meminimalisir kekhawatiran akan kehilangan data yang diperlukan. Itulah ketiga cara merawat komputer server yang efektif supaya bisa bertahan lama dan selalu berkerja dengan baik. Namun ternyata bukan hanya komputer server saja yang harus dirawat untuk menjaga ketahanannya, melainkan seluruh perangkat yang ada pada jaringan komputer tersebut juga haruslah dirawat. Kerusakan pada komputer klien memang tidak akan mempengaruhi kinerja komputer lainnya, namun komputer-komputer klien tersebut juga harus dirawat dengan cara yang sama seperti perawatan terhadap komputer server. Tentu supaya semua komputer bisa berkerja lebih maksimal dan tahan lama.
Selain itu, perawatan terhadap perangkat jaringan seperti kabel LAN dan switch hub juga wajib dilakukan supaya jaringan komputer yang terbangun selalu terhubung dan dapat beraktivitas dengan lancar. Dan itulah tiga cara merawat komputer server beserta perangkat dalam jaringan yang harus dilakukan supaya jaringan komputer dapat berkerja sesuai dengan mestinya dan mampu bertahan lama.

Sumber:
http://blog.dimensidata.com/3-cara-efektif-merawat-server-dan-jaringannya/

Layanan Sistem Informasi yang Efektif dan Cepat Tanggap Terhadap Permasalahan Aplikasi yang digunakan User


PENERAPAN END USER COMPUTING
Dibutuhkan pemahaman mengenai teknologi sistem informasi oleh pengembang yang akan melakukan pengembangan sistem sendiri. Jadi tidak akan efektif jika pengembang sistem tidak memiliki pemahaman tentang teknologi sistem informasi yang cukup, karena hal ini dipaksakan sudah bisa dipastikan tidak akan berhasil. Beberapa tahap agar penerapan layanan si berjalan efektif :

1. Tahap inisasi (initiation)
Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi informasi. Memasng secara umum perusahaan yang ada sudah melawati masa ini, meskipun masih ada juga beberapa yang masih dalam proses tahapan inisiasi ini.

2. Tahap ketularan (contagion) 
Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini. Artinya aspek keuntungan (benefit) dan biaya (cost) benar-benar dikesampingkan tetapi hanya meniru beberapa perusahaan yang menjadi pesaing (competiter). 

3. Tahap kendali (control)
Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi (cost & benefit). Artinya bila ada individu atau suatu unit di dalam organisasi (perusahaan) membutuhkan teknologi informasi, bagian pengadaan takan melakukan evaluasi dulu biaya yang dikeluarkan serta keuntungan yang nanatinya akan didapat dengan penggunaan teknologi informasi.

 4. Tahap matang (mature)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya (cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing (compatetive advantage).


Sumber :
http://zonaartikel1000.blogspot.com/2016/01/pengembangan-sistem-informasi-oleh.html

Standar Operasional Manajemen IT untuk User atau Operator Aplikasi dan contohnya


SOP operator IT adalah operator yang bertanggung jawab dalam semua peralatan yang ada dalam sistem komputerisasi it. Selain itu juga bisa menonfungsikan peralatan bila tidak dipergunakan, mencatat tentang pelaksanaan jadwal kegiatan penggunaan komputer, bertanggung jawab penuh atas kebersihan lingkungan kerja dan membantu permasalahan menyelesaikan yang ada pada sistem komputerisasi IT.

Prosedur dengan mempelajari pedoman kerja dan melaksanakan tugas yang diberikan, menyiapkan sarana prasarana yang diperlukan, melaporkan pada bagian helpdesk bila perangkat yang dipakainya bermasalah, menjaga dan merawat semua barang komputerisasI IT.


Syarat dan sertifikasi operator

Untuk sekedar menjadi staff komputer yang bertugas untuk mengoperasikan komputer tidak diperlukan sertifikasi, namun lebih membutuhkan pelatihan (saat kami menyusun tugas banyak di Google ditawarkan macam – macam pelatihan bagi staff operator komputer). Tapi untuk sertifiikasi staff komputer sendiri juga ada. Salah satu lembaga yang menawarkan sertifikasi untuk staff komputer itu adalah LSP Telematika. Syarat, ketentuan, jenis sertifikasi ada di dalam link yang kami berikan dibawah. Namun ada pula , Sertifikasi Oracle, berkaitan dengan tugas data entry operator .

Organisasi profesi dan kode etik operator

Untuk organisasi profesi khusus operator komputer di Indonesia sendiri masih belum ada. Untuk kode etik sendiri juga masih berdasar standar kompetensi operator yang dikeluarkan oleh Batlibang Kominfo.
Kode Etik Umum

·      Memiliki kemampuan mengoperasikan komputer.
·   Sopan terhadap pelanggan, ingat pepatah “pembeli adalah raja”. Palanggan juga pembeli, jadi pelayanan harus nomor 1. Jangan sampai pelanggan kabur hanya gara-gara operatornya tidak ramah, jadi untuk para operator  harus menjaga kesopanan dan berusahalah mengenal pelanggan lebih dekat. Dengan begini pelanggan akan lebih royal.
·     Harus Ontime, disiplin.
·     Izin tidak masuk, kalau ingin izin harus memberi tahu ,surat menyusul tidak masalah.
·     Profesionalisme bagian kerja,job desc, tidak mencampur adukan masalah pribadi ke 
    pekerjaan.
·     Menghormati dan menaati segala peraturan yang diatur.

Kode Etik Sebagai Data Entry Operator

·     seorang data entry operator harus menguasai ilmu secara mendalam di
    bidangnya .
·     seorang data entry operator harus mampu mengkonvensi ilmu menjadi
    keterampilan .
·     seorang data entry operator harus menjunjung tinggi etika dan intergritas profesi
·     seorang data entry operator harus bertanggung jawab dalm menjalankan tugas
    seorang data entry .
·     seorang data entry operator harus menguasai materi yang diberikan dan
    menyeleksi yang akan diinput.

Sumber :
https://id.scribd.com/document/326209327/SOP-Operator-Komputer
http://nextberbagi.blogspot.co.id/2015/02/operator.html

Standar Operasional Manajemen IT untuk Administrator Aplikasi dan contohnya


Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan dokumen yang berkaitan dengan standar prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang lebih efektif dan efisien dengan biaya yang serendah-rendahnya.
SOP biasanya terdiri dari manfaat, metode penulisan prosedur, kapan dibuat atau di revisi, dan dilengkap dengan bagan flowchart di bagian akhirnya.
Definisi Administrator
Definisi Sistem Administrator adalah seseorang yang bekerja untuk memelihara dan mengoperasikan sebuah sistem komputer atau jaringan yang berjalan setiap harinya disebuah organisasi/perusahaan. Seorang sistem administrator bisa menyelesaikan segala jenis persoalan mengenai komputer yang tentunya pengetahuannya diatas rata-rata. Seorang technical support yang bertanggung jawab penuh tentang sistem komputer, tugas utamanya adalah memastikan sistem tetap berjalan lancar dalam memberikan pelayanan kepada penggunanya.
Tugas seorang administrator adalah:
  1. Meng-install software dan hardware baru
  2. Mendukung dan memelihara server atau sistem komputer lainnya
  3. Merencanakan servis sistem yang masanya sudah habis atau tidak layak lagi
  4. Menambah user baru
  5. Konfigurasi hak akses
  6. Upgrade software
  7. Memberikan solusi setiap masalah yang ada
  8. Melakukan proses monitoring terhadap space harddisk dan melakukan backup  file-file atau direktori yang penting.
Sumber :
http://senam-tangan.blogspot.com/2012/04/tugas-sistem-administrator.html

Sabtu, 13 April 2019

Tujuan dari Information Technology Infrastructure Library (ITIL) dan contohnya


ITIL


Tujuan ITIL
Tujuan Information Technology Infrastructure Library (ITIL) adalah untuk menyediakan petunjuk untuk praktek terbaik dalam manajemen layanan teknologi informasi. Ini mencakup pilihan yang dapat diapdopsi dan diadaptasi oleh organisasi berdasarkan kebutuhan bisnisnya, keadaan, dan kedewasaan dari penyedia layanan.

  1. Meningkatkan kepuasan pengguna dan pelanggan terhadap layanan IT
  2. Memperbaiki ketersediaan layanan, yang berpengaruh secara langsung dalam meningkatkan keuntungan dan pendapatan bisnis.
  3. Menghemat keuangan, dari pengurangan kerja, kehilangan waktu
  4. Memperbaiki manajemen sumber daya dan keguanaan
  5. Memperbaiki pembuatan keputusan dan mengoptimalkan resiko
  6. Memperbaiki waktu terhadap pasar untuk produk baru dan layanan

Sumber :

Komponen Dari Information Technology Infrastructure Library (ITIL) dan contohnya



Terdapat 2 komponen operasional ITIL yaitu :
  1. Service Support (yaitu aktifitas yang dilaksanakan minimal setiap hari)
  2. Service Delivery (yaitu aktivitas yang dilaksanakan minimal setahun/kuartal/bulanan)
SERVICE SUPPORT
  • The Service Desk

Tujuan :
1. Untuk melaksanakan single point of contact antara User dan IT Service Management dan memeriksa status hubungan semua customer.
2. Menangani Incidents dan permintaan, serta memberikan arahan untuk kegiatan lain seperti Change, Problem, Configuration, Release, Service Level, and IT Service Continuity Management
Kegiatan :
  1. Menerima dan merekam semua panggilan dari user.
  2. Memberikan first-line support (menggunakan pengetahuan)
  3. Mengacu kepada second-line support bila diperlukan.
  4. Monitoring dan peningkatan peningkatan bahaya-bahaya yang terjadi.
  5. Menjaga informasi user.
  6. Memberikan ruang antara disiplin ITSM.
  7. Memberikan pengukuran  dan metrik
  • Incident Management

Tujuan :
Untuk kembali ke operasi normal secepat dan sebisa mungkin dengan gangguan seminimal mungkin, yang memastikan bahwa tingkat pencapaian terbaik dari availability Dan service telah terpelihara.
Incident definitionsemua peristiwa yang tidak sesuai standar operasi yang disebabkan atau mungkin disebabkan gangguan atau pengurangan kualitas service.
Work-around definition, sebuah metode untuk menghindari Incident atau masalah, salah satunya dengan menggunakan teknik sementara atau tetap sehingga user tidak lagi percaya kepada Configuration Item (CI) yang diketahui sebagai penyebab failure.
  • Problem Management

Tujuan :
Untuk meminimalkan pengaruh yang merugikan dalam bisnis yang diakibatkan incident dan masalah yang disebabkan oleh error dalam infrastuktur.
Problem definition
Sebab yang tidak diketahui yang diakibatkan satu atau lebih incident
Known Error definition
Sebuah incident atau problem yang sebabnya diketahui.
  • Configuration Management

Tujuan :
  1. Menyediakan pengendalian infrastuktur melalui monitoring dan pemeliaharaan informasi atas :
1)      Configuration Items (CI) diperlukan untuk mendistribusikan services
2)      CI status and history
3)      CI relationships
4)      Valuable CIs (monetary or service)
  1. Memberikan informasi mengenai infrastruktur IT kepada semua pemroses dan IT Management.
Configuration Item (CI)sebuah komponen infrastuktur IT dimana dikendalikan oleh Configuration Management.
Configuration Management Database (CMDB)sebuah database yang berisi rincian atribut dan dokumentasi setiap CI dan hubungan antara CI.
Baselinesebuah potret bagain CI dan komponen atau hubungan dengan CI.
  • Release Management

Tujuan :
Release Management memberikan pandangan yang  menyeluruh mengenai perubahan dalam IT service dan memastikan seluruh aspek dalam Release, baik teknik maupun non teknik
  • Change Management

Tujuan :
  1. Proses perubahan pengendalian infrastuktur atau aspek lain dari services, dalam cara yang dikendalikan, memberikan persetujuan perubahan dengan gangguan yang minimal.
  2. Change Management memastikan bahwa metode standarisasi dan prosedur digunakan untuk efisinsi dan meyakinkan penanganan semua perubahan.
  3. Changes dapat memberikan solusi atas Problems, Known Errors.
SERVICE DELIVERY
  • Service Level Management

Tujuan :
Untuk memelihara dan memperbaiki kualitas IT service, melalui siklus tetap mengenai pemahaman, persetujuan, monitoring, pelaporan dan pencapaian IT service. Service Level Management mengatur dan memperbaiki tingkat persetujuan service antara dua pihak.
  1. The provider yang mungkin menjadi internal service department atau organisasi external yang memberikan outsourced service
  2. Penerima service seperti  customer yang membayar tagihan.


  • Availability Management
Tujuan :
Untuk mencapai capabilitas IT infrastructure dan mendukung organisasi untuk mendistribusikan biaya yang efektif dan tingkat availability yang terus menerus yang memungkinkan kepuasan sebagai tujuannya.
  • IT Service Continuity Management

Tujuan :
Untuk mendukung kesuruhan proses Business Continuity Management dengan memastikan teknik dan fasilitas IT service yang dibutuhkan dapat dipenuhi dengan time-scale bisnis yang disetujui dan dipersyaratkan. 
  • Capacity Management

Tujuan :
Untuk memahami kebutuhan bisnis di masa mendatang (the required service delivery), operasi perusahaan (the current delivery), dan memastikan seluruh kapasitas saat ini dan masa yang akan datang serta aspek-aspek yang dibutuhkan yang memberikan biaya yang efektif.
  • Financial Management for IT Services

Tujuan :
Untuk memberikan pekerjaan dengan biaya yang efektif dan penggunaan keuangan serta IT asset dalam Services
ITIL biasanya diterapkan kepada satu atau lebih dalam bisnis sebagai berikut :
  1. Penentuan proses bisnis dengan IT organisasi.
  2. Penerapan dan perbaikan mengenai kualitas service.
  3. Kebutuhan untuk fokus kepada konsumen dalam hal IT.
  4. Penerapan fungsi central help desk.
Sumber :

Information Technology Infrastructure Library (ITIL) dan contohnya


ITIL atau Information Technology Infrastructure Library (Bahasa Inggris, diterjemahkan Pustaka Infrastruktur Teknologi Informasi), adalah suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI).
 ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi detail tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi TI.
Walaupun dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru meluas pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan Layanan).
Pada 30 Juni 2007, OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:
  1. Service Strategy
  2. Service Design
  3. Service Transition
  4. Service Operation
  5. Continual Service Improvement
Kelima bagian tersebut dikemas dalam bentuk buku, atau biasa disebut sebagai core guidance publications. Setiap buku dalam kelompok utama ini berisi:
  1. Practice fundamentals – menjelaskan latar belakang tahapan lifecycle serta kontribusinya terhadap pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.
  2. Practice principles – menjelaskan konsep-konsep kebijakan serta tata kelola tahanan lifecycle yang menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan ini.
  3. Lifecycle processes and activities – menjelaskan berbagai proses maupun aktivitas yang menjadi kegiatan utama tahapan lifecycle. Misalnya proses financial management dan demand management dalam tahapan Service Strategy.
  4. Supporting organization structures and roles – proses-proses ITIL tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa defini roles dan responsibilities. Bagian ini menjelaskan semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan struktur organisasi.
  5. Technology considerations – menjelaskan solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL yang dapat digunakan pada tahapan lifecycle, serta persyaratannya.
  6. Practice Implementation – berisi acuan/panduan bagi organisasi TI yang ingin mengimplementasikan atau yang ingin meningkatkan proses-proses ITIL.
  7. Complementary guideline – berisi acuan model-model best practice lain selain ITIL yang dapat digunakan sebagai referensi bagian tahapan lifecycle.
  8. Examples and templates – berisi template maupun contoh-contoh pengaplikasian proses.
Di samping buku-buku dalam core guidance publications, ada juga complementary guidance. Dimana buku-buku dalam kategori nantinya dimaksudkan untuk memberikan model, acuan dan panduan bagi penerapan ITIL pada sektor-sektor tertentu seperti jenis industri tertentu, tipe organisasi serta arsitektur teknologi. Dengan demikian, ITIL akan dapat lebih diterima serta diadaptasi sesuai dengan lingkungan serta behaviour dari setiap organisasi TI.
Siklus Layanan ITIL
Kelima bagian ITIL yang seperti tersebut di atas biasanya disebut juga sebagai bagian dari sebuah siklus. Dikenal pula dengan sebutan Sikuls Layanan ITIL. Secara singkat, masing-masing bagian dijelaskan sebagai berikut.
Service Strategy Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy.
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tetapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini mencakup pembentukan pasar untuk menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset layanan, konsep portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan ITIL Service Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:
  1. Service Portfolio Management
  2. Financial Management
  3. Demand Management

Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.

Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.

Service Design
 Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.
Ruang lingkup Service Design tidak melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas layanan maupun kinerja dari layanan.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
  1. Service Catalog Management
  2. Service Level Management
  3. Supplier Management
  4. Capacity Management
  5. Availability Management
  6. IT Service Continuity Management
  7. Information Security Management
Service Transition
 Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
  1. Transition Planning and Support
  2. Change Management
  3. Service Asset & Configuration Management
  4. Release & Deployment Management
  5. Service Validation
  6. Evaluation
  7. Knowledge Management
Service Operation
 Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
  1. Event Management
  2. Incident Management
  3. Problem Management
  4. Request Fulfillment
  5. Access Management
Continual Service Improvement
 Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle

Contoh Penerapan ITIL Pada Bank, Khususnya ATM
            ITIL (Information Technology Infrastructure Library)  merupakan sebuah best practice bukan merupakan sebuah standard. Arti dari best practice di sini adalah bahwa ITIL sudah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar dan berhasil dalam mengimplementasikan IT Governance. Tujuan utama dari penerapan ITIL ini adalah mengenai bagaimana caranya membuat strategi layanan TI kepada customer yang dapat membuat customer puas dengan layanan yang diberikan, namun di sisi lain perusahaan juga diuntungkan dengan tingkat kepuasan yang dirasakan oleh customer. Contohnya adalah ketika bank menerapkan penggunaan mesin ATM. Kemudahan mengambil uang atau melakukan transaksi lainnya tanpa harus ke bank merupakan harapan bagi tiap nasabah , yang diakomodir oleh Perbankan. Dengan kemudahan yang didapat tentunya nasabah merasa puas akan layanan yang diberikan, namun di sisi lain, penerapan ATM memiliki tujuan khusus selain memenuhi kebutuhan nasabah, yaitu peningkatan jumlah nasabahnya. Selain itu, sebagai kelanjutan dari bentuk penggunaan ATM untuk memenuhi harapan nasabah, yang hanya sekedar ingin mengecek atau melihat jumlah saldo yang ada di tabungan, agar nasabah tidak harus pergi ke ATM, maka usaha yang dilakukan oleh pihak perbankan adalah menyediakan fasilitas e-banking. Tentunya ini merupakan kemudahan yang diberikan kepada nasabah yang dapat berdampak baik pada pencapaian tujuan dari pihak perbankan. Oleh karena itu, bank yang mampu memberikan kemudahan-kemudahan seperti ini akan diminati oleh banyak calon nasabah, karena kemudahan-kemudahan yang didapatkan oleh nasabah. 

Sumber :